RIAU -Penyeberangan laut Gusit – Sibolga, diduga adanya pungutan liar di luar harga tiket yang telah ditetap yang di beli secara Online, Ketua Umum Lembaga Swadaya Masyarakat Forom Independen Penampung Aspirasi Masyarakat LSM- FIPAM Utema Gea angakat bicara.
Utema Gea minta Dinas Kementrian Perhubungan Pelabuhan Gunung Sitoli- Sibolga hentikan Pungli agar masyarakat yang pulang pergi dari perantauan merasa nyaman dan tidak terlantar atas perilaku Oknum petugas yang ingin memperkaya dirinya dengan jeri payah orang lain, di sampaikannya di pekan baru 24/11/2022.
Masyarakat yang pulang pergi itu, dari rantau orang atau berpergian untuk merantau, bukan sudah membawa uang banyak, maka hentikalah pungli pungli itu.
Kalau pungutan itu masuk kekas Negara ya, sah saja namun menurut informasi yang kami terima di minta secara cuma cuma dan di terima oleh oknum tanpa ada tanda terima yang sah.
Selanjut Utema Gea menyampaikan hal ini, berawal atas kekecewaan salah seorang penumpang yang mewakil
kawan- kawannya, penumpang KMP Wira Glory Gunung sitoli-Sibolga An: Karianus Zega
sesampainya di Pekanbaru 21/11/2022
Karianus Zega menuturkan melalui telfon kepada Ketum LSM-FIPAM melalui telfon genggamnya, karena merasa kecewa dan di terlantarkan gara-gara tidak membayar uang di luar harga tiket yang sudah di tentukankan. Kami sangat kecewa sangat kecewa sekali, karena tidak memiliki uang terpaksa kami pulang kampung untuk minjam uang yang di minta oknum pemeriksaan tiket di pelabuhan di maksud ucap Karisman Zega.
Ada pun harga tiket penumpang KMP Wira Glory rute Gusit – Sibolga dengan harga tiket dan di beli secara online sesuai yang tertera sebesar RP 80.000 ditambah biaya asuransi RP 2.000 dan Administrasi RO3.000 total RP 85.000 (Dewasa) per Penumpang, anak2 Umur 2 tahun harga tiket RP 8.000 asuransi 400 dan Adm RP3.000 total RP 11.400 rupiah.
Namun, setelah kami mau naik kapal di lakukan pemeriksaan administrasi di pintu masuk Pelabuhan tetapi kami penumpang di persulit dengan dalil Okum petugas meminta kartu Vaksin Ke-3, sesuai aturan pemerintah.
dengan mengatakan penumpang baru bisa lewat / naik kapal dengan syarat membayar adm tambahan +-Rp 50.000 per orang, karena tidak ada kartu Vaksin Ke-3, saya dan sebagian kawan-kawanlainnya hanya Vaksin 1 & 2 saja.
Karianus mengatakan kami tidak ada kartu vaksin ke 3 pak, dimana di sini tempat Vaksinnya namun Oknum petugas mengatakan di Vaksin di Indonesia Raya dengan nada tinggi dan langsung pergi meninggalkan kami.
Sungguh aneh… para okum petugas di Pelabuhan Gunung sitoli memanfaatkan kesempatan dalam kesempitan.
Kami masyarakat yang tidak ada apa-apanya, kami hanya mengadunasib di rantau orang, kami pun bisa pulang karena kami menjenguk orang tua kami yang meninggal namun kami sangat kecewa di terlantarkan bukanya kami di bantu namun kami di di persulit karena kami tak punya uang sesuai permintaan oknum – oknum pegawai pelabuhan yang di maksud, Red.
Yang jadi pertanyaannya ucap Karianus Zega adalah :
1. Di kemanakan Uang tambahan RP 50.000 per orang yang di kumpulkan, bagi yang belum Vaksin ke-3?
2. Berapa jumlah Penumpang yang belum di vaksin ke -3 setiap harinya yang naik penyebrangan KMP dari Gusit – Sibolga? Dan berapa total yang di pungut selama Pungutan itu berlangsung? Serta penanggung jawabnya Siapa?
3. Kenapa dari Penyebrangan Sibolga – Gusit tidak di minta surat Vaksin Ke-3 kepada Penumpang? Hanya di minta dari Penyebrangan Gusit – Sibolga Saja??
Sepengetahuan saya Pemerintah pusat telah menetapkan beberapa bulan lalu bahwa Status Pandemi sudah turun menjadi Endemi.
Kenapa masih ada Oknum Petugas di Pelabuhan Gusit – Sibolga yang meminta administrasi supaya bisa lolos atau bisa naik kapal ?
(Wajib Vaksin ke -3) meskipun Penumpang sudah Vaksin 1 & 2.
Berharap agar di lakukan audit dan di berikan Sanksi Keras kepada Oknum yang melakukan pungutan liar ini, kami tidak masalah bila uang itu masuk kekas negara, artinya kami sudah ikut membangun bangsa ini namun tidak, kami di minta kirim melalui rekening pribadi dan di serahkan begitu saja tanpa bukti atau kunstansi.akhiri Zega Karianus.(FG)